(Bagian I). Pasca Pendakian Rinjani 2014 : Soft Skill Lessons

Perjalanan pendakian ke salah satu 7 puncak Indonesia kali ini berbeda karena profil peserta sangat bervariasi. Ini juga kali pertama membawa teman-teman perempuan sekaligus orang baru dalam dunia pendakian gunung. Perempuan-perempuan cantik yang juga profesional dalam bidang kerjanya. Selain mereka, peserta-peserta pria juga kurang lebih sama, memiliki posisi yang baik dalam struktur manajemen perusahaannya. Beberapa peserta pria juga masuk dalam kategori orang baru dalam dunia pendakian gunung. Selain para newbies, ada 2 orang peserta dengan pengalaman segudang di dunia petualangan.

Perjalanan di mulai di gerbang Senaru dan Bunga, salah satu peserta wanita, menyatakan apa yang dipikirkannya dalam sebuah quote setelah pendakian, “Carpe diem. The gate is within our sight and I had chosen to seize it !”. Sebuah kalimat bersemangat yang merepresentasikan keberanian mengambil keputusan. Ya, hidup penuh dengan pilihan dan kita harus secara sadar memilihnya sekalipun ada risiko untuk berkorban disana.

Pengorbanan yang kemudian dinyatakan oleh Dana saat di puncak Rinjani dengan”… the muscle pain, the stressful early morn wake up call, the rush of packing, the hills challenge, the physical and mentality test, the tears, the list goes on and on are totally worth it and paid off !”. Setiap pengorbanan ataupun perjuangan dalam mencapai sebuah tujuan akan selalu memberikan hasil yang sepadan, jika disyukuri, cepat atau lambat.

Jika kita berbicara tentang kelompok yang menginginkan tercapainya sebuah tujuan yang sama, maka kerja sama antara anggota kelompok menjadi sebuah hal yang sangat penting. Dana mengatakannya dengan. “…one of the essential tips to go hiking (baca: to achieve same goal) is to look out for and to feel safe with each other…”. Kemudian juga, “If it wasn’t for the full supports, courage and motivation from all the awesome members of Mount Rinjani’s Summit group, I wouldn’t have reached the peak like a CHAMPION !”, dan juga “..The great supports from each one of you meant a lot and sure added colour to my painting. To have had the best group is a blessing and to have such incredible experience is beyond”.

Dalam kondisi yang sulit, penuh tekanan dan dengan sumber daya yang terbatas memerlukan sebuah analisa dalam menyusun strategi untuk mencapai tujuan. Erick Faisal menyatakannya dengan bijak, “..Ketika pendakian janganlah terlalu sering melihat ke atas karena itu akan membuat jatuh, sesekali hanya untuk melihat tujuan yang akan dicapai, jangan terlalu banyak melihat kebawah karena akan menjadi terlalu puas atas apa yang sudah dicapai, sesekali hanya untuk selalu bisa bersyukur sudah mencapai sebagian tujuan dari mimpi. Melihatlah kedepan, raihlah tujuan yang bisa dicapai satu demi satu secara bertahap agar tetap fokus dalam berjalan”. Yup, keeping the mentality to be focus on your goal.

Kegembiraan dan antusiasme adalah cara melewati tekanan dan hambatan dalam mencapai tujuan. Lina menyatakannya dengan ‘mengoceh’ bak radio selama 4 hari tanpa putus dan merias peserta perempuan lain. Medina menyatakannya dengan pose yoga di beberapa lokasi yang sangat, sangat menantang, termasuk head stand di puncak Rinjani. Lawakan dan celetukan dari semua teman-teman yang tak pernah putus selama perjalanan ini, membuat otot perut dan rahang kaku, sekaligus menjaga semangat tetap tinggi.

Selama perjalanan 4 hari tersebut, 2 orang old crack, mas TYA dan Mas Hery memperlihatkan stabilitas yang tinggi serta manajemen pendakian yang sangat efisien, untuk mengakali kondisi fisik keduanya yang sedikit terbatas (sorry to say ya mas-mas berdua, hehehe…). Tapi bagaimanapun saya angkat topi buat mas berdua, pengetahuan dan pengalaman walau tak diperlihatkan masih ternyatakan dari gerak tubuh dan juga cara menghadapi situasi emergensi.

Mbak Citra secara tak langsung memperingatkan saya untuk belajar menambah kepustakaan obat-obatan dan juga pengobatan alternatif. Thanks yaa.. Dari kacamata saya, cara Citra menjaga sang adik, Dana, I must say..like an angel look after the queen along the way.. Your safeguarding spirit is an extra ordinary, superb !

Ronald dengan semangat kompetisi yang luar biasa, selalu ingin menjadi yang pertama tiba di tujuan dan juga pengakuannya kemudian yang sangat rendah hati bahwa kemampuan fisiknya masih belum setara dengan koh Joel. Bunga menyatakannya dengan kalimat yang indah, “When we thought that we are on quite on a high ground, turned out that it was nothing in this vast universe.. Under the milky way, the consolation of stars beyond imagination.. We are mere fragments of the universe”. Konsistensi kerendahan hati dan ringan membantu teman juga diperlihatkan oleh koh Joel dan Erick Ottus sepanjang perjalanan.

Mungkin keberuntungan tidak menghampiri mas Roy kali ini, tetapi ketabahannya menahan sakit dan melalui perjalanan yang tak mudah menuju Sembalun ditemani porter adalah sangat luar biasa. Saya sangat tahu kondisinya karena saya pernah mengalaminya di lokasi yang mirip tahun 2010 lalu, tetapi kondisi saya masih lebih baik.

Yang terakhir adalah mensyukuri apa yang kita dapat, apa yang kita alami selama perjalanan dengan kekaguman akan ciptaan Yang Maha Kuasa. Di Plawangan Sembalun, ini adalah kata-kata Bunga, “The super califragilistic expialidocious scenery from where I witness the most phenomenal sunset in my life so far.. This is the place where I fell in love with the mysterious creature, the silent giants of universe, mountain..”. Sementara mas Aziz dan mas Firman menyataannya melalui foto-fotonya yang fenomenal, milky way, kabut, puncak, awan…

Yang terakhir dari yang terakhir, tapi belum terakhir, saya sangat mengagumi kerendahan hati, open mind, positive thinking, kegembiraan, antusiasme, tegar, optimisme dan rasa syukur dari teman-teman. Perilaku yang sangat, sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan bersama. After all, as Dody said, summit is just a bonus…lebih dari itu, semoga perjalanan ini memberikan pelajaran yang berharga buat kita semua. Amiin.

Salut ! Kalian semua adalah teman-teman baruku..yang sangat, sangat luar biasa..saya belajar banyak dari kalian di perjalanan ini. Love and proud of you all !! Seperti yang Dana juga bilang, “…4 days of overwhelming journey that is engraved well in my heart for it to be so memorable and legendary and be told at present time as well as in the future”.

This entry was posted in Kekayaan dari dan antara jiwa and tagged , . Bookmark the permalink.

2 Responses to (Bagian I). Pasca Pendakian Rinjani 2014 : Soft Skill Lessons

  1. Erick Faisal says:

    mas bima,
    Sebagai yang sudah malang melintang di dunia pendakian menampar saya dengan satu semangat yang bersifat terbalik. Beliau hanya bilang, rick kamu sebaiknya ngga usah naik klo kondisi kamu seperti itu. Kata-kata ini sepertinya melemahkan semangat tetapi sebenarnya dibalik itu ada makna yang sangat dalam mengenai arti kepasrahan, arti pencapaian atas mimpi, arti perjuangan dan semangat. Kata 2 itulah yang menyadarkan saya dan yg saya ungkapkan diatas, yang secara singkat adalah silahkan bermimpi jauh tapi yang terpenting adalah wujudkan dan atasi terlebih dahu masalah dan tujuanmu yang terdekat. Itulah yang saya lakukan ketika perjalananenuju puncak dimana kondisi fisik dan mental saya sudah habis. Melangkah tertatih tatih, selangkah demi selamgkah dan hanya fokus minimal saya bisa maju 10 langlah saja.
    Thanks mas atas semua arahan dan pelajaran selama pendakian kemarin. Semoga saya selalu bisa mengingat dan menerapkannya di dunia pekerjaan yang sangat kejam ini :$

  2. herwan says:

    Selamat buat semua team.seperti orang terkenal bilang,its not the mountain we conquer but ourselves.sukses selalu buat semuanya.

Leave a comment